3 Oktober 2009 |
0
komentar
Hubungan antara gangguan metabolik dan penyakit jantung sudah dikenal sejak tahun 1940an. Pada tahun 1980an, hubungan ini semakin jelas yang kemudian memunculkan istilah sindroma metabolik atau metabolic syndrome. Berbagai definisi pun bermunculan untuk menggambarkan tentang penyakit ini namun yang jamak dipegang saat ini adalah bahwa sindroma metabolik merupakan kumpulan gejala atau faktor resiko metabolik yang menyebabkan terjadinya penyakit kardiovaskuler.
Kumpulan gejala yang muncul pada sindroma metabolik antara lain resistensi insulin, tekanan darah tinggi (hipertensi), gangguan kolesterol dan peningkatan resiko pembekuan darah (clotting). Pasien yang mengalami gejala gejala ini umumnya gemuk.
Apakah definisi sindroma metabolik?
Definisi sindroma metabolik sangat bervariasi, hal ini tergantung kepada kelompok ahli yang mendefinisikanya. Menurut buku panduan dari National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel (ATP III) tahun 2001, terdapat tiga ciri utama kriteria sindroma metabolik, yaitu :
Lingkar perut pada laki laki lebih dari 102 cm dan lebih dari 88 cm pada perempuan.
Kadar triglycerida darah lebih dari 150 mg/dl.
HDL kolesterol lebih rendah dari 40 mg/dl pada laki laki dan 50 mg/dl pada perempuan.
Tekanan darah diatas 130/85 mmHg.
Gula darah puasa lebih dari 110 mg/dl.
Terdapat sedikit perbedaan kriteria menurut World Health Organization (WHO) yakni :
Kadar insulin yang tinggi, peningkatan kadar gula darah puasa atau peningkatan kadar gula darah 2 jam setelah makan dengan diikuti oleh sekurang kurangnya 2 kriteria tambahan di bawah ini :
Kegemukan pada daerah perut dengan rasio antara pinggang dan pinggul lebih dari 0,9, body mass index (BMI) sekurang kurangnya 30 kg/m2 atau lingkar pinggang lebih dari 37 inchi.
Pada pemeriksaan kolesterol ditemukan kadar triglycerida sekurang kurangnya 150 mg/dl atau HDL kolesterol kurang dari 35 mg/dl.
Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.
Apakah yang menyebabkan sindroma metabolik?
Dari beberapa pendapat ahli menyebutkan bahwa faktor genetik dan lingkunganlah yang memegang peranan penting terjadinya sindroma metabolik.
Riwayat keluarga dengan diabetes tipe 2, hipertensi dan penyakit jantung akan meningkatkan kemungkinan seseorang menderita sindroma metabolik.
Fator lingkungan yang berperan antara lain kurangnya berolah raga, gaya hidup yang buruk, dan peningkatan berat badan yang terlampau cepat.
Sindroma metabolik terjadi pada 5% orang dengan berat badan normal, 22% pada orang dengan kelebihan berat badan dan 60% pada orang yang gemuk. Orang dewasa yang berat badannya meningkat lebih dari 5 kg per tahun akan meningkatkan pula resiko terjadinya sindroma metabolik sekitar 45%.
Jadi, melihat gambaran diatas, kegemukan merupakan faktor resiko yang sangat penting terjadinya sindroma metabolik disamping hal hal berikut :
Perempuan yang telah memasuki menopause.
Merokok.
Mengkonsumsi terlalu banyak karbohidrat.
Kurang berolah raga.
Mengkonsumsi minuman beralkohol.
Mengapa sindroma metabolik perlu saya ketahui?
Sindroma metabolik perlu dipahami karena keadaan ini merupakan jalan untuk menuju dua penyakit yang berbahaya saat ini yaitu diabetes/kencing manis dan penyakit jantung.
Sindroma metabolik meningkatkan resiko terjadinya diabetes tipe 2 antara 9 sampai 30 kali pada populasi. Sedangkan resiko terjadinya penyakit jantung meningkat antara 2 sampai 4 kali.
Disamping menyebabkan kedua penyakit diatas, sindroma metabolik juga dapat menyebabkan timbunan lemak pada hati (fatty liver), yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadi sirosis. Ginjal juga akan terkena dampak yakni terjadinya kebocoran protein pada urine yang berpotensi terjadinya kerusakan ginjal.
Bagaimana mengobati sindroma metabolik?
Tujuan utama pengobatan adalah mengobati penyebab terjadinya sindroma dan penyakit lain yang sudah terjadi sebagai akibat adanya sindroma. Seperti yang telah disebutkan diatas bahwa penyebab utama sindroma metabolik adalah kelebihan berat badan dan pola hidup yang salah.
Modifikasi pola hidup merupakan hal yang paling utama dari pengobatan sindroma metabolik. Penurunan berat badan dengan diet dan olah raga seringkali memberikan dampak yang signifikan.
Label:
kesehatan
0 komentar:
Posting Komentar